Jumat, 24 Agustus 2007

hand made

Asli Hand Made, Tembus Australia dan Belanda


KREATIVITAS anak bangsa ini ternyata tak perlu diragukan. Di tengah derasnya arus teknologi asing yang masuk menyerbu Indonesia, masih ada yang berusaha membendung. Ya, lihat saja Moh Wakhid, penduduk Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul.


Tak muluk-muluk yang dilakukannya. Dia hanya berusaha mempertahankan tradisi bersepeda. Namun bukan sembarang sepeda karena dia membuat sepeda onthel dipadu dengan mesin pemotong rumput atau blower. Jadilah ''sepeda motor'' bermesin 35 cc.


''Semua ini hasil modifikasi dari berbagai literatur, paduan sepeda kayuh dan mesin bubut atau blower. Hasilnya, sepeda yang dapat dikayuh sekaligus ada mesin untuk menjalankannya kalau jalanan naik atau pengendara lelah menggerakkan kaki,'' papar Wachid yang sudah lima tahun berkarya.


Semula, laki-laki PNS di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu membuka usaha bengkel motor. Namun lambat laun dia mempunyai gagasan meneruskan usaha bapaknya yang dahulu terkenal sebagai pembuat sepeda onthel. Setelah membuka berbagai literatur, dia mencoba memadukan sepeda dengan mesin pemotong rumput atau blower.


''Dengan tambahan mesin, pemakai lebih nyaman mengendarai sepeda apalagi kalau pas membawa beban, jalan naik, dan capai. Harganya juga terjangkau, bahan bakar irit sehingga petani di pedesaan juga bisa menggunakannya,'' ujarnya.


Ekspor


Usaha tersebut dimulainya tahun 2000 lalu, dua tahun setelah krisis. Dia melihat dan merasakan betapa berat mengeluarkan biaya untuk transportasi terutama bagi masyarakat pedesaan seperti dia dan tetangganya.


Berawal dari situlah, selain ingin meneruskan kepiawaian sang ayah, dia mencoba membuat ''sepeda motor''. Setelah jadi ternyata tetangga kiri-kanan tertarik dan memesan agar dibuatkan. Satu per satu orang-orang di dekatnya mulai mengendarai hasil karya pegawai laboratorium matematika itu.


Tak dinyana, ternyata kendaraan buatannya cepat terkenal. Dia menduga karena cerita dari mulut ke mulut akhirnya banyak pesanan. Tidak hanya dari Yogyakarta tapi juga luar kota, luar pulau bahkan luar negeri. Dia menyebut pelanggannya ada dari Lampung, Bengkulu, Kalimantan, dan berbagai daerah lain.


''Bahkan ada pelanggan dari Australia meminta kiriman rutin dua sepeda setiap bulan. Belanda juga minta kiriman namun masih tergantung permintaan dari sana,'' imbuh dia.
Pelanggan dari Australia dan Belanda tertarik dengan sepeda buatan Wakhid karena modelnya variatif. Sebagian besar memang bernuansa klasik dengan sentuhan di beberapa bagian jadilah sebuah alat transportasi unik dan menawan.



Dia memperlihatkan sejumlah sepeda yang sudah jadi. Ada sepeda laki-laki model klasik dimodifikasi bagian porok sehingga mentul-mentul begitu pula sadelnya.

2 komentar:

riki mengatakan...

Aku suka kreatifitasMu mas... dan sepertinya aku berminat, harganya berapa mas?
riki-alternatif.blogspot.com
081377679741
Palembang.

Unknown mengatakan...

blh mnta nmr kontaknya gan, tks